12-02-2014 tepatnya jam 12.00 WITA di hari rabu siang, entah kenapa bibir ini kaku, gemetar, air mata berlinang menatap layar ponsel dan hatikupun seakan diburu berjuta prajurit, seakan semuanya menyeru untuk mengirim sebuah pesan ke nomer kamu, sampai saatnya jarijemariku menekan tombol ponsel yang menunjukkan huruf
# BISMILLAH INSYA ALLAH AKU MAU MENJADI MAKMUM KAMU#
meski pada akhirnya ada seseorang yg bersarang di hatiku memiliki posisi yg terindah di hatiku (itu sih mnurut aku) namun akhirnya akan tersakiti juga, (sambil nangis iniihh ceritanya)....
aku menangis rasa menyesal, dan gag tegaa, tpii aku yakin ini adalah bukan hasutan syaithan tapi tidak lain hanya hasil penyatuan hati dan pikiranku yg suci dan merupakan ibadah serta niat baik yg dikehendaki Allah.
Sampai pada saat aku merangkai kata demi kata karyaku ini aku masih merasakan perih namun tersadar klo ini adalah proses menjemput kebahagiaanku, kata maaf dan doa selalu aku lantunkan di akhir sujud dan sholatku, tiap kali keningku bersentuhan dengan sajadahku, semoga saja dia tabah, sabar dan mendapatkan yang lebih baik dri aku. . tangiskupun gag berarti apa apa, namun terus berharap doa untuknya selalu maqbul. *aamiieennn.
Aku meninggalkan dia bukan karena aku berkhianat tapi mungkin ini jalan Allah berikan pada kami dan menjanjikan syurganya kelak. aku menjemput jodohku dan diapun akan mendapatkan jalan untuk menjemput jodohnya. .
Kedengaranya nyebeliinn tapii itu hanya sampulnya, aku yang jalani dan Tuhanku maha tahu serta aku tak pernah meragukan kemampuan Allah dalam memberikan jalan kebahagiaan pada tiap makhluk ciptaan_Nya.
hingga pada saat 22 maret 2014 kamu resmi mengkhitbah aku, seketika aku menangis gelundungan seakan gag terima dg semuanya tpi keyakinan, sabar serta usahamu yg bgtu kuat yg membuat hatiku sekeras batu bisa luluh dan menerima kamu sebagai calon imamku.
Sekilas org tau kisah aku ini bertaya tanya dan heran bahkan ada yang menjudge orang tuaku gag kenal pendidikan karena rela mengorbankan perasaan anaknya demi menyambung tali silaturrahim antara keluarga yaitu dengan menjodohkan saya dengan calon imamku ini. .
Namun mereka tidak tahu menahu kalo ternyata aku yang gag sadar membukakan jalan untuk orang lain berhak datang bertamu di rumahku.
Usahaku menikah sama orang yang aku inginkan bukan hal yang mudah sampai aku 13 kali pacaran, kedengaran bodoh bagi lakilaki mungkin kebangettan kali yak, tapi cara pacaranku gag mengalahkan bahkan gag sebanding dg orang yang hanya punya satu pacar. . (ngerti ajjah dah ...)
Namun pada akhirnya aku dikhitbah sama orang yang gag pernah aku pikirkan, disini aku percaya yang namanya jodoh sekuat papun aku pertahankan hubunganku, berusaha menolak kerass tetap juga KUNFAYAKUN ALLAH yang Tsaaahhhh, dan mengerti kalo nma yg berdampingan dg namaku di lauhil mahfudz itu sama sekali orang yang gag pernah aku pacari.. (pasti kalian mikirnya masih zaman yakk? nikah sma bukan pacar)??? yoiipphh kelesss nih gw buktinya :p
Subhanallah teka teki serta surprise Allah jauh lebih indah dari yg pernah aku khayalkan itu yakinku dan percayaku saat ini. . semoga Allah meridhoi keputusan kami niat suci kami ini hingga kelak kami membina rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah. amiiiieeennnn. .
bersyukur bisa menyukai dan berharap kelak sepenuhnya menyayangi orang yang akan menjadi imamku, yang melambungkan cintanya kepada Allah demi membahagiakan aku, itu kamu calon imamku. .
dan saat ini aku makin penasaran dengan surprise Allah yg lebih indah lagi buat aku melalui calon imamku. .
dan melalui postinganku ini aku putuskan, biar semua orang tau kalo gag ada lagi yang bisa menggantikan dia (calon imamku) dalam istana hatiku. (lebay itu sehattt cuiii) :pp
Surat Cinta Untuk Calon Imamku
Kepada Yth, Calon Imamku....
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Dear Calon Imamku
Apa kabarnya imanmu hari ini??? Sudahkah harimu ini diawali
dengan syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini. Sudahkah air
wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini yang tengah kau
genggam???
Wahai Calon Imamku...
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan
dahsyatnya???
Disini aku diuji untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak
menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak, meskipun kadang keluh
dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
Kadang aku bertanya-tanya kenapa Allah selalu mengujiku
tepat di hatiku. Bagian terapuh dalam diriku, namun kini aku tahu jawabannya,
karena Allah lah paling tahu dimana tempat yang paling tepat menitipkan
semuanya agar aku senantiasa kembali mengingat_Nya, kembali mencintai_Nya.
Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih
tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku di
hatimu. .
Calon Imamku. . .
Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun
mencintaimu sebagaimana Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh,
hingga akupun bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesholehan, semoga sama
halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku maka
hanya kesia-siaan yang kau dapati. Aku ini wanita yang sangat haus akan ilmu,
namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi istri yang
mendapat keridhaan Allah dan dirimu, . . Suamiku...
Wahai Calon Imamku. . .
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain
doaku agar menjadi anak yang sholehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat.
Namun nanti, setelah menjadi istrimu, aku berharap menjadi pendamping yang
sholehah agar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi
dirimu yang sholeh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah
lebih kau cintai beserta ibumu daripada aku, aku sangat rela. Aku harap
begitupun dengan dirimu.
Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski nanti kau bukanlah
orang yang kuharapkan.
Calon Imamku yang dirahmati Allah...
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan
kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi
indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih. .
Ketika kelak telah diamanahkan atau lahir generasi penerus
dakwah islam dari pernikahan (buah hati) yang merupakan anugrah terindah yang
kita miliki kelak, tolong bantu aku untuk mendidiknya dengan harta yang halal,
dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka
ketaatan kepada Allah Taala Azza Wajallaa. .
Bunga akan indah pada waktunya, yaitu ketika bermekaran
menghiasi taman, maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap
menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku. Kini aku sedang belajar menjadi yang
terbaik. Meski bukan ummat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik
di sisimu kelak.
Calon Imamku. . .
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata.
Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan
kata-kata, Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka
disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar
memahamimu.
Bersabarlah Calon Imamku. . .
Doaku selalu menyertai langkah demi langkahmu, dari hembusan
nafasmu dalam hitungan detik demi detik agar Allah memudahkan jalanmu tuk
menjemputku sebagai biadarimu. .
Semoga Allah senantiasa bersamamu, menjagamu agar tak
tersentuh dengan yang bukan mahrammu, meski hanya seujung kuku... Agar kau bisa
mempersembahkan dirimu seutuhnya untukku, seperti halnya aku yang ingin
mempersembahkan diriku seutuhnya hanya untukmu. .
Udah dulu yah calon Imamku. . Salam Cintaku Untukmu. .
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
By Calon istrimu. . (irawati Jufri)